Thursday, 30 April 2020

Beli Saham Modal Kecil vs Modal Besar


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Beli Saham dengan modal kecil vs beli Saham modal besar, mana yang lebih menguntungkan untuk trader? Modal adalah "nyawa" Anda dalam trading. Tanpa modal, Anda tidak akan bisa membeli saham. 



Dalam praktikknya, baik melalui grup saham, maupun pertanyaan langsung rekan-rekan trader, saya sering mendengar anjuran-anjuran tentang penggunaan modal untuk trading saham, misalnya: 

"Gunakan modal kecil dulu buat trading"
"Kalau beli Saham jangan pakai duit kecil, profitnya nggak terasa"
"Kalau mau kaya di saham, modalnya ya harus besar. Kalau modal kecil mana bisa dapat untung gede"
"Modal besar nggak menjamin Anda profit, pakai dulu modal kecil"

Seandainya Anda membeli Saham di harga yang sama dengan modal R1 juta dan modal Rp100 juta, lalu Anda sama-sama mendapatkan profit sebesar 1%, maka dengan modal Rp1 juta keuntungan Anda akan menjadi Rp10.000. Tapi kalau modal Anda Rp100 juta, maka dengan profit 1%, keuntungan Anda akan menjadi Rp1 juta!

"Jadi lebih baik pakai modal besar saja ya buat trading Bung Heze?" Tanya anda.

Modal besar memang bisa menghasilkan profit lebih besar. Kita sudah melihat ilustrasi diatas di mana dengan modal Rp1 juta dan Rp100 juta, walaupun profitnya sama2 1%, maka jelas modal Rp100 juta akan dapat nominal keuntungan yang jauh lebih besar. 

Tapi saya tidak mengatakan bahwa menggunakan modal besar untuk trading itu PASTI MENGUNTUNGKAN. Dengan modal kecil pun, Anda bisa mendapatkan profit yang konsisten di saham. 

Bahkan, saya selalu menyarankan Anda untuk memulai trading DENGAN MODAL KECIL.  Baca juga pos saya tentang modal ideal trading disini: Modal Ideal Trading SahamKelebihan trading dengan modal kecil adalah: 

1. Modal kecil meminimalkan risiko trading 

Semakin besar modal yang Anda pakai trading, selain potensi profitnya lebih besar, risikonya juga semakin tinggi. Jika Anda trading dengan modal Rp1 juta, dan Saham Anda turun sebesar 1%, maka potensial loss Anda adalah Rp10.000. Tapi kalau modal Anda Rp100 juta dan Saham Anda turun sebesar 1%, maka potensial loss Anda adalah Rp1 juta. 

Jadi untuk Anda yang masih pemula dan belum tenang saat menghadapi pasar saham, maka gunakanlah modal kecil terlebih dahulu, karena dengan modal kecil, risiko bisa diminimalkan.  

2. Modal kecil lebih menenangkan psikologis trading 

Seperti yang saya tulis di poin pertama, modal kecil dapat meminimalkan risiko. Sehingga, dengan modal kecil, psikologis Anda akan lebih tenang, terutama untuk Anda yang masih pemula. 

Jika Anda memegang Saham dengan nilai Rp1 juta dan Saham Anda turun 2%, dibandingkan Anda memegang Saham dengan nominal Rp100 juta dan Saham Anda turun 2%, maka tentu psikologis Anda akan lebih tenang saat Anda memegang duit kecil di saham.  

3. Dengan modal kecil, Anda bisa membeli Saham bertahap saat momennya bagus 

Trading Saham bukan hanya soal beli jual saham, namun trading Saham adalah seni. Dalam membeli saham, Anda tidak harus langsung membeli 1 Saham dengan modal besar atau bahkan memasukkan semua modal trading. 

Kalau Anda trading Saham dengan modal kecil, Anda masih memiliki banyak duit / modal yang dapat Anda manfaatkan untuk averaging atau membeli lagi secara bertahap. 

Anda bisa membeli Saham dengan jumlah sedikit (modal kecil), dan Anda tambah secara bertahap alias averaging saat ada momen yang bagus. Pelajari juga: 4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham. 
Trader Saham pemula, selalu saya sarankan memulai trading dengan modal kecil, yaitu di kisaran Rp1-3 juta. 
Jadi Anda sudah paham kelebihan trading Saham dengan modal kecil. Untuk trader pemula, bahkan selalu saya sarankan untuk memulai trading dengan modal kecil, karena pemula masih harus banyak belajar memahami seluk beluk market, fluktuatif saham, sehingga pada tahapan tersebut, trader pemula kemungkinan besar masih mudah panik, tidak tenang saat sahamnya turun. 

"Tapi Pak Heze, ngapain beli Saham cuma recehan, kapan untungnya?" Protes anda. 

Nah, ini adalah kalimat yang sering saya dengar ketika saya menganjurkan trader untuk memulai trading dengan modal kecil. 

Kalau Anda masih pemula, jangan terlalu berambisi untuk mendapatkan profit besar. Tujuan utama trader pemula bukan untuk mendapatkan profit, tetapi untuk meminimalkan kerugian, dan membentuk mindset trading yang baik. 

Hal ini bisa dilakukan kalau Anda memulai dengan modal kecil. Dengan modal kecil, Anda akan menguji trading anda, apakah Anda bisa menekan kerugian, dan mulai mencetak profit? 

Kalau dengan modal kecil saja Anda sering rugi, jangan berharap Anda bisa profit dengan modal besar. Apalagi kalau Saham Anda turun dan Anda beli dengan modal ratusan juta, Anda bakal tidak tenang, dan disitulah potensi rugi justru semakin besar. 

Hal-hal seperti ini sudah sering terjadi pada trader2 yang nekad, ingin untung besar, tetapi tidak sabar dalam mengelola karir tradingnya. 

"Lalu, kapan saya bisa trading dengan modal yang lebih besar?" Tanya anda

Anda boleh menambah modal kalau dengan duit Rp1-3 juta Anda sudah bisa paham cara meminimalkan kerugian, dan Anda mulai bisa bisa memilih saham2 yang layak untuk ditradingkan. Saat itulah Anda boleh menambah modal lebih banyak sesuai kemampuan anda.

Karena kalau Anda sudah bisa profit dengan modal kecil, tentu Anda juga harus menaikkan level trading anda, salah satunya dengan menambah modal, supaya profit Anda juga lebih maksimal. 

Kesimpulannya, trading dengan modal kecil maupun modal besar, sama-sama bagusnya. Anda harus bijaksana dan mampu melihat situasi, dalam hal apa Anda harus menggunakan modal besar, dalam hal apa Anda trading dengan modal kecil. 

Kalau Anda masih pemula, gunakan modal kecil. Kalau kondisi pasar Saham kurang bagus, belilah juga Saham dengan modal yang relatif lebih sedikit.

Sebaliknya, kalau Anda sudah mulai bisa profit konsisten, bisa meminimalkan risiko kerugian, Anda bisa menambah modal lebih besar. Kalau kondisi market bagus dan saham2 pilihan Anda sedang diskon, Anda juga bisa trading dengan modal lebih banyak.   


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Saham Naik, Kapan Sebaiknya Jual?


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

"Bung Heze, apabila Saham yang sudah saya beli naik, saya sering bingung harus menentukan jual di harga berapa? Kadang Saham naiknya cepat lalu turun lagi. Kadang Saham naiknya bisa sampai satu bulan trennya naik terus."



Diatas adalah pertanyaan seorang rekan trader melalui email suksesbelajarsaham@gmail.com. Jadi inti pertanyaannya (mungkin banyak rekan yang baca pos ini juga memiliki pertanyaan yang sama) adalah: Kalau Saham saya naik, kapan / di harga berapa sebaiknya jual? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saya tidak bisa menjawab dengan jawaban pasti / rumus pakem, karena strategi trading itu ada banyak, dan setiap saat bursa Saham berfluktuatif. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui kapan Anda mau menjual Saham yang Anda miliki dengan mempertimbangkan analisa-analisa berikut: 

1. Perhatikan kondisi market / IHSG 

Periode bullish dan bearishnya kondisi pasar saham, harus Anda pertimbangkan untuk menentukan seberapa lama / cepat Anda menjual saham. 

Kondisi market yang bearish, sebaiknya Anda pertimbangkan untuk menjual Saham dengan jangka waktu yang lebih pendek, yaitu harian. Artinya kalau IHSG reboud, dan Saham Anda naik di hari itu juga atau naik sampai keesokan hari, ada baiknya Anda pertimbangkan untuk segera menjualnya. 

Jadi ketika market bearish atau bahkan strong bearish, terapkan strategi intraday trading. dengan cara tersebut, Anda bisa memperoleh profit yang lebih maksimal. Pelajari juga: Ebook Intraday & One Day Trading Saham (357 halaman).  

Hal ini karena dalam kondisi market yang sedang jatuh, banyak Saham yang hanya naik sebentar lalu turun / bearish lanjutan lagi. Sehingga, kalau Anda trading dengan jangka waktu yang panjang, kemungkinan besar Saham Anda berpotensi nyangkut, padahal jika Anda trading harian, Anda bisa mencetak profit jangka pendek, sebelum Saham Anda turun lagi. 

Sedangkan kalau pasar Saham bullish atau pulih dari kondisi strong bearish, Anda bisa pertimbangkan untuk membeli dan menyimpan Saham lebih lama, sehingga Anda bisa take profit dengan jangka waktu seminggu atau diatas itu. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Kondisi market, sentimen2 di pasar Saham ini harus Anda analisa, dan cermati supaya Anda bisa memutuskan apakah Anda menjual Saham lebih cepat, atau sebaiknya hold dulu. Pelajari juga: Ebook New Edition - Strategi Trading Menghadapi Pasar Saham Strong Bearish.   

2. Tentukan time frame trading anda

Kalau kondisi pasar Saham sedang normal, dalam arti tidak sedang strong bearish atau euforia market, maka menentukan kapan Anda menjual saham, harus Anda tentukan dari time frame trading masing-masing. 

Seperti yang saya tuliskan, ada banyak sekali strategi trading Saham mulai dari trading menitan (scalping), intraday trading (harian), trading mingguan, swing trading, hingga trading jangka menengah (diatas 1 bulan). 

Anda harus tentukan, Anda membeli saham, untuk Anda simpan berapa lama? Anda beli Saham dengan tujuan swing trading? Intraday trading? Atau bahkan trading menitan saja. Semuanya punya analisa yang berbeda-beda, dan kita sudah bahas strategi2 praktik memilih Saham semuanya disini: Ebook Saham Pilihan Trader Terbaik  - Diskon 15%. 

Kalau Anda ingin scalping, pilihlah saham2 yang bagus untuk trading menitan, dan kalau Saham Anda naik dalam jangka waktu beberapa menit, segera jual Saham anda, seperti strategi yang sudah Anda terapkan. 

Demikian juga kalau Anda ingin swing trading dengan time frame, katakanlah 2 minggu trading. Maka kalau Saham Anda baru naik 1 hari, ya jangan take profit. Anda harus sesuaikan target jual dengan time frame dan strategi yang sudah Anda analisa sebelumnya. 

3. Gunakan analisis teknikal untuk take profit

Cara paling klasik untuk menentukan kapan sebaiknya menjual Saham adalah dengan ANALISIS TEKNIKAL, yaitu dengan menentukan dimana letak resisten-resisten suatu saham. 

Anda bisa menentukan titik resisten yang paling dekat dengan harga saat ini, atau tentukan resisten kuat, atau resisten yang paling krusial (berpotensi tersentuh). Di pos ini: Cara Menentukan Support Resisten yang Benar, saya sudah membahas contoh-contoh menentukan titik support resisten untuk eksekusi trading anda. 

Dengan menentukan titik resisten, Anda bisa mengetahui kapan sebaiknya Anda menjual Saham ketika naik, yaitu di harga yang sudah Anda tentukan tersebut. 

Jadi katakanlah Anda beli Saham KLBF di 1.200, lalu Anda menentukan target profit di 1.270, maka ketika KLBF sudah naik ke 1.270, di harga itulah Anda jual Saham KLBF yang Anda miliki. 

Artinya, Anda tidak perlu bingung lagi ketika berhadapan dengan fluktuatif harga saham. Banyak trader yang bingung saat sahamnya naik (tidak tahu harus jual kapan) karena trader tidak punya target take profit yang benar. 

Itulah tiga hal yang perlu Anda analisa untuk bisa menjawab kapan sebaiknya Anda menjual Saham ketika naik. Jadi untuk menjawab pertanyaan diatas tadi, anda harus memahami 3 poin tersebut, dan tidak ada jawaban baku (misalnya Anda harus jual Saham kalau sudah naik 5%), karena ada banyak strategi trading dan analisa yang bisa diterapkan. Semua harus Anda praktikkan berdasarkan karakter trading yang Anda miliki. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Wednesday, 29 April 2020

Analisis Saham: Buy, Sell dan Hold


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Di dalam trading maupun investasi saham, keputusan-keputusan yang Anda lakukan sangat menentukan apakah Anda akan mendapatkan profit atau justru sebaliknya. Keputusan-keputusan utama dalam trading  / investasi adalah keputusan yang terkait dengan beli Saham (buy), jual Saham (sell) dan tahan (hold). 



Tiga keputusan yang Anda lakukan ini harus didasarkan atas analisa-analisa yang tepat. Mari kita bahas. 

BUY SAHAM

Buy: Membeli saham. Keputusan membeli Saham adalah keputusan yang sangat menentukan apakah Anda bisa mendapatkan profit dari trading yang Anda jalankan atau justru sebaliknya. Hal ini karena profit bisa Anda dapatkan apabila Anda membeli saham-saham yang bagus dan potensial. 

Keputusan membeli Saham juga merupakan keputusan untuk menentukan komposisi portofolio Saham anda. Apakah nantinya portofolio Saham Anda akan diisi oleh saham2 berkualitas atau tidak.  

Membeli Saham juga tidak lepas dari manajemen modal trading. Membeli Saham bisa dilakukan dengan membeli Saham dengan semua modal trading, membeli sedikit (bertahap), membeli sebagian dulu.

Jadi ketika Anda memutuskan untuk buy suatu saham, Anda harus mempertimbangkan hal-hal berikut: 

- Saham apa yang mau Anda beli?
- Analisis yang Anda gunakan untuk membeli saham
- Perhatikan kualitas Saham yang Anda beli
- Anda mau membeli di harga best offer atau menunggu harga turun dulu?
- Perhatikan momentum beli saham
- Screening saham-saham prioritas untuk dibeli
- Manajemen modal untuk beli saham 

Dengan mempertimbangkan analisa-analisa tersebut, keputusan Anda untuk membeli dan memilih Saham akan jauh lebih berkualitas, sehingga Anda bisa menciptakan portofolio Saham yang menguntungkan dan mencetak profit dari saham-saham yang Anda pilih. 

Pelajari juga analisis-analisis untuk memilih Saham bagus, analisis manajemen modal trading, dan panduan menyusun trading plan disini: Buku Saham Pemula - Expert.  

SELL SAHAM 

Sell: Menjual saham. Setelah Anda membeli saham, Anda harus bisa memutuskan, Anda mau jual di harga berapa? Saat Anda menjual saham, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: 

- 2 skenario menjual saham: Take profit dan cut loss

Anda harus sudah menentukan pada harga berapa Anda menjual saham. Banyak trader yang membeli saham, namun tidak pernah menetapkan target jual saham, sehingga ketika harga Saham naik / turun, trader tidak tahu harus jual di harga berapa, trader bingung apa yang harus dilakukan setelah beli saham. 

Dua skenario yang harus Anda lakukan adalah menetapkan pada harga berapa Anda melakukan take profit, dan dan berapa batasan risiko / cut loss yang harus Anda lakukan. Menetapkan cut loss tidak harus selalu dilakukan pada semua saham. Anda bisa pelajari disini mengenai cut loss saham: Batas Cut Loss Saham. 

-  Menentukan target jual saham

Menentukan target jual Saham bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menentukan titik resisten terdekat, resisten krusial, atau menggunakan bantuan indikator Moving Average (MA). Pelajari juga: Cara Menentukan Take Profit dan Cut Loss Saham yang Tepat. 

Sedangkan untuk trader harian / intraday trader, Anda juga bisa menentukan target jual Saham dari analisis tape reading. Pelajari juga: Bid Offer Saham (Tape Reading) untuk Trading Cepat.


- Mematuhi trading plan

Trading plan yang sudah Anda tetapkan ada baiknya Anda patuhi. Sebagai contoh, kalau Anda sudah menetapkan jual Saham saat naik 5%, dan Saham Anda sudah naik 5%, maka juallah Saham Anda berdasarkan trading plan hasil analisa anda. 

Jangan berharap atau terus menaikkan target jual anda, karena hal ini berarti Anda memasuki fase greedy (tamak) seorang trader. Banyak trader yang sudah untung tapi karena terus ngarep sahamnya naik terus, justru sebaliknya, Saham yang seharusnya bisa untung, akhirnya turun lagi dibawah harga belinya.  

- Modifikasi target jual saham

Anda juga boleh merubah target jual Saham anda.  Namun dengan catatan, Anda merubah target atas dasar analisa dan pertimbangan yang matang, bukan menaik-turunkan target take profit karena ikut-ikutan trader, atau karena panic selling.

Sebagai contoh, dalam kondisi market yang berubah tren, dari bullish menjadi strong bearish, Anda mungkin perlu menurunkan target profit anda, karena sangat mungkin Saham Anda belum mencapai target profit yang Anda tetapkan, namun harganya sudah turun duluan.  

HOLD SAHAM

Hold adalah keputusan untuk menahan Saham anda. Setelah Anda beli saham, tentu Anda tidak langsung menjualnya. Nah, Anda harus bisa menentukan berapa lama Anda mau hold saham? 

Dalam hal ini, Anda bisa mempertimbangkan menggunakan strategi prioritas trading masing2. Sebagai contoh, kalau Anda bertujuan scalping trading, maka Anda tidak perlu hold Saham terlalu lama, karena scalping trading jangka waktunya hanya menitan. 

Kalau Anda bertujuan intraday trading, Anda bisa hold Saham Anda sehari sampai tiga harian saja. Kalau Anda swing trading, Anda bisa hold Saham seminggu atau lebih. Pelajari juga: 
- Ebook Intraday & One Day Trading Saham
- Cara Memilih Saham Bagus untuk Swing & Scalping Trading

Selain itu, sebenarnya ada lagi keputusan wait and see, di mana keputusan ini merupakan keputusan Anda untuk tidak melakukan beli dan jual saham. Anda hanya menunggu, serta mengamati perkembangan market dan saham2, karena Anda beranggapan bahwa saat itu adalah saat yang belum tepat untuk membeli saham. 

Wait and see juga harus Anda terapkan, karena tidak setiap saat market bagus untuk trading, sehingga Anda harus bijaksana dalam mengambil keputusan trading. 

Itulah hal-hal simpel yang perlu Anda pahami di dalam trading: buy, sell, hold plus wait and see. Tetapi hal-hal 'dasar' inilah yang sebenarnya sangat menentukan apakah keputusan2 Anda tersebut akan menghasilkan profit atau sebaliknya. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Tuesday, 28 April 2020

4 Hal Penting Tentang Harga Saham


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Pergerakan harga Saham bisa tercermin dari grafik (chart) historis dan bid-offer yang terbentuk di hari tersebut. Jika Anda trader Saham yang mengandalkan pergerakan harga Saham untuk trading, maka keputusan utama Anda membeli Saham adalah berdasarkan analisa chart & bid offer tersebut. 

Grafik saham

Bid offer saham
Sebenarnya pergerakan harga Saham (yang tercermin dari grafik dan bid-offer harian) bisa mencerminkan beberapa hal penting. Ada 4 hal penting tentang pergerakan harga Saham yang perlu Anda ketahui:    

1. Fluktuatif harga 

Harga Saham selalu naik dan turun (fluktuatif). Tetapi tingkat cepat lamanya fluktuatif setiap Saham itu berbeda-beda. Ada Saham yang fluktuatifnya sangat cepat. Ada Saham yang fluktuatifnya sangat cepat. Ada Saham yang fluktuatifnya sedang. Ada Saham yang fluktuatifnya lambat, bahkan sangat lambat. 

Pada umumnya, semakin rendah likuiditas suatu saham, fluktuatif (naik-turunnya) harga Saham akan SEMAKIN CEPAT. Saham2 yang likuiditasnya rendah, seringkali harga sahamnya punya nominal yang kecil (dibawa Rp500 per saham).

Sebaliknya, semakin likuid suatu Saham (banyak peminatnya), fluktuatif harga Saham akan SEMAKIN LAMA atau terbatas. 

Likuid tidaknya suatu Saham bisa dilihat dari banyak sedikitnya jumlah Saham beredar / kapitalisasi pasar. Baca juga: Jenis-jenis Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar.  Selain itu, likuid tidaknya Saham jugabisa Anda lihat dari pergerakan dan antrian bid-offer hariannya.

Itulah mengapa ada saham-saham yang hanya naik-turun sekitar 1-3%. Tapi ada juga saham2 yang bisa naik-turun sampa 20% lebih dalam sehari. Hal ini karena fluktuatif harga Saham berbeda-beda, tergantung dari likuiditas suatu saham. 

Untuk seorang trader saham, hal ini penting Anda pahami sebagai dasar untuk memilih Saham berdasarkan time frame dan strategi. Kalau Anda ingin scalping trading (trading menitan), pilihlah saham2 yang mudah naik cepat dalam jangka waktu menitan.

Pilihlah saham2 yang likuiditasnya cenderung rendah, karena saham2 tersebut memiliki peluang naik cepat dalam jangka pendek. Kalau Anda ingin melakukan swing atau intraday trading, pilihlah saham2 yang fluktuatifnya stabil dan usahakan untuk menghindari saham2 yang likuiditasnya rendah, karena semakin rendah likuiditas Saham risikonya semakin tinggi. 

Saham2 yang likuiditas rendah dan fluktuatifnya tinggi, lebih cocok digunakan untuk scalping trading (hit and run, tidak hold Saham terlalu lama).    
 

2. Kualitas saham 

Pergerakan harga Saham sebenarnya sangat mencerminkan kualitas Saham tersebut. Saham-saham yang kinerja fundamentalnya bagus dan mapan (misalnya Saham blue chip), memiliki pergerakan harga Saham yang bagus dan membentuk pola-pola pada grafiknya. 

Sehingga semakin baik kualitas saham, semakin mudah bagi Anda untuk menganalisa dan mengambil keputusan trading / investasi. 


Perhatikan bahwa saham2 yang ramai peminat (likuid), harga sahamnya cenderung lebih stabil dan banyak diminati oleh investor. Sebaliknya, saham2 yang tidak likuid, bahkan nyaris tidak ada transaksi, umumnya saham2 tersebut juga memiliki kinerja fundamental yang tidak jelas (saham gorengan). 

Jika Anda sangat memperhatikan kualitas Saham (khususnya investor jangka panjang), maka pilihlah saham2 yang kinerjanya bagus dan saham2 yang mudah dianalisa support-resisten dan trennya secara teknikal. 

3. Peluang

Pergerakan harga Saham mencerminkan peluang. Naik turunnya Saham bisa menjadi peluang yang bisa Anda ambil untuk meraup keuntungan dalam trading. 

Tetapi peluang setiap Saham juga berbeda-beda tergantung dari faktor2 fluktuatif dan kualitas Saham itu tadi. Semakin stabil dan bagus kualitas saham, peluang Anda untuk menganalisa dan mendapatkan Saham di harga bagus akan semakin besar, karena Anda lebih mudah untuk menganalisis Saham tersebut, demikian juga sebaliknya. 

4. Risiko saham 

Jangan lupa juga bahwa harga Saham itu tidak akan lepas dari unsur risiko. Setiap Saham memiliki risiko turunnya harga. Risiko setiap Saham juga berbeda-beda. Ada Saham yang yang risikonya rendah. Ada Saham yang risikonya tinggi. Semakin tinggi fluktuatif suatu saham, maka risikonya juga semakin besar dan sebaliknya. 

Sebagai trader saham, Anda harus bisa menilai bahwa saham2 yang naik-turunnya terjadi dalam waktu cepat, dan likuiditasnya sangat kecil, maka risiko Saham tersebut tinggi. Kalau Anda adalah tipikal trader konservatif, tentu saham2 tersebut sebaiknya dihindari. 

Empat hal penting tentang harga Saham ini harus Anda pahami, karena keempat hal inilah yang akan menjadi dasar, analisa / pertimbangan Anda dalam memilih Saham sesuai dengan strategi dan time frame trading anda. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Belajar Saham untuk Pemula


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Menjadi seorang trader pemula boleh saya katakan merupakan tahapan belajar Saham yang "paling berat" dan paling menantang. Hal ini karena sebagai trader pemula, Anda harus memahami dengan baik bagaimana cara-cara trading yang benar, dan cara menghadapi pasar saham. 

Pemula juga sering menghadapi banyak "godaan" dan ajakan2 untuk mendapatkan profit instan di Saham tanpa perlu belajar. Dengan ilmu dan jam terbang yang masih minim, pemula juga harus bisa memilih beberapa Saham saja yang potensial untuk beberapa waktu kedepan dari sekian banyak Saham yang ada. 

Oleh karena itu, saya mengatakan bahwa belajar Saham pemula itu adalah tahapan yang paling sulit, karena selain Anda harus memahami ilmunya, Anda harus menahan godaan2 di Saham yang tidak realistis seperti iming2 dapat untung cepat di Saham (kenyataannya, banyak sekali trader pemula yang tertipu dan rela menghabiskan uang demi mendapatkan sistem profit yang instan). 

Jadi jika Anda sudah memutuskan untuk belajar saham, Anda perlu memahami dan mempraktikkan poin-poin belajar Saham untuk pemula supaya Anda menghasilkan profit.. Tapi lebih dari itu, tujuan akhirnya juga supaya Anda bisa menghadapi pasar Saham dengan baik. Berikut poin2 belajar Saham untuk pemula:    

1. Pelajari dengan baik ilmu trading dan investasi saham

Jangan pernah membeli Saham kalau Anda belum paham bagaimana cara membeli Saham yang benar. Di dalam trading, tujuan utama kita adalah dapat untung. Oleh karena itu, Anda harus mencari Saham yang punya potensi naik. 

Nah cara mencari Saham yang punya potensi naik bisa dilakukan dengan mempelajari analisis teknikal (chart, bid-offer, bandarmologi), serta analisis fundamental (analisa laporan keuangan, valuasi Saham jika Anda investor jangka panjang). Pelajari juga: 

Analisis Teknikal Saham Pemula - Expert. 
Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.

Jadi sebelum Anda memutuskan beli saham, pastikan Anda sudah memiliki pengetahuan tentang cara membaca chart dan menganalisa suatu Saham dan memahami mekanisme perdagangan saham. Termasuk analisis IHSG (membaca berita) dan cara memilih (screening) saham. 

Kalau Anda belum tahu cara menganalisa saham, jangan nekad membeli saham. Untuk Anda yang belum yakin membeli Saham dengan modal pribadi anda, Anda bisa mencoba simulasi atau demo trading terlebih dahulu. Cara demo trading bisa Anda pelajari disini: Cara Trading Saham dengan Demo (Virtual) Trading. 

2. Praktikkan sendiri bagaimana menjalankan trading saham 

Anda harus mau untuk mempraktikkan sendiri bagaimana itu beli-jual saham, menganalisa saham, menganalisa market. Untuk menjadi trader yang bisa mencetak profit, Anda harus mampu menganalisa dan masuk di pasar saham. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Langkah ini seringkali diabaikan oleh trader pemula. Banyak trader pemula yang malas menganalisa, malas melihat grafik. Akhirnya trader membeli Saham hanya berdasarkan kata Si A, kata Si B. Trader membeli Saham hanya melihat rekomendasidi grup2 premium. 

Tidak sedikit trader yang terjebak dan rugi besar karena tidak mau menganalisa. Maka dari itu, sebagai trader Saham pemula, Anda harus mengawali trading dengan cara yang benar. 

3. Trading Saham tidak selalu enak untuk anda 

Di pasar saham, kita tidak hanya menghadapi hal-hal yang baik. Namun kita juga meghadapi kondisi-kondisi di mana pasar Saham sedang bearish, saham2 pada turun, sentimen negatif beredar di market, saham2 tidak sesuai harapan. 

Sebagai trader pemula, Anda harus siap dengan hal-hal tersebut. Pasar Saham bukan hanya berbicara tentang mendapatkan profit besar dalam waktu cepat.. Namun Anda harus mempersiapkan diri untuk hal-hal 'terburuk' di pasar saham. 

Bagaimana caranya? 

Caranya, jangan terlalu banyak berharap. Jangan berharap setelah 1 minggu main saham, Anda bakal langsung cepat kaya. Jangan berharap hanya dengan mengikuti sistem-sistem yang katanya "pasti profit", Anda bakalan kaya dalam semalam. 

Kalau Anda terlalu banyak berharap dalam trading, yang terjadi justru sebaliknya. Ketika Anda dihadapkan pada suatu kondisi di mana pasar Saham benar2 bearish, Anda tidak akan siap, karena bawaan Anda dari awal hanya untung besar tanpa memikirkan risiko trading saham. 

Maka dari itu, tradinglah dengan modal kecil, selalu lakukan analisa, selalu perhatikan berita2 di pasar saham, dan seperti yang saya tuliskan tadi: Jangan terlalu banyak berharap/ 

Lebih baik Anda memulai trading dengan modal kecil dan "profit kecil" tetapi Anda menganalisa sendiri, dan pada akhirnya Anda paham dengan seluk beluk market.. Daripada Anda gambling di pasar Saham dan ujung2nya rugi besar. 

Kesimpulannya, belajar Saham untuk pemula harus Anda mulai dengan memahami analisa-analisa yang digunakan untuk memilih Saham bagus, praktikkan sendiri bagaimana itu trading dan pahamilah bahwa pasar Saham itu tidak selalu bagus kondisinya. Dengan cara-cara ini, Anda akan bisa trading ke arah yang benar. 

Ingatlah, untuk memulai kesuksesan dalam dunia Saham termasuk bidang apapun, Anda harus memulai dengan start yang benar. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Monday, 27 April 2020

Analisa Market: Indeks Dow Jones, S&P500, Nasdaq


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Di halaman Rekomendasi Saham, saya sering mengulas analisa dan pergerakan saham-saham yang potensial. Tapi disitu, saya juga sering menambahkan ulasan-ulasan tentang kondisi pasar Saham Amerika Serikat (AS) terkini khususnya indeks Dow Jones, indeks SP500 dan indeks Nasdaq. 

Dari sinilah banyak rekan-rekan pembaca web Saham Gain bertanya: "Pak kenapa sering ulas Bursa Saham AS juga? Pengaruhnya apa ke IHSG? Bukankah kita trading di pasar Saham Indonesia, apakah Bursa Saham AS juga bisa mempengaruhi IHSG?"

Memang pergerakan pasar Saham AS (ketiga indeks itu tadi) tidak selalu berpengaruh terhadap IHSG. Tetapi ada momen dan saat-saat tertentu di mana Anda harus memperhatikan pergerakan indeks2 tersebut, karena indeks AS juga bisa mempengaruhi pergerakan IHSG.. 

Dalam hal apa Anda perlu memperhatikan pergerakan indeks Dow Jones, SP500, Nasdaq?

Ketika pasar Saham sedang mengalami kondisi (strong) bearish, dan banyak sekali sentimen2 negatif di seluruh pasar Saham dunia, maka untuk Anda KHUSUSNYA PARA TRADER SAHAM yang ingin trading dan mengincar Saham untuk jangka pendek, Anda harus pertimbangkan kondisi market AS sebelum Anda membeli Saham di hari besoknya. 

Kondisi pasar Saham yang buruk ini sudah terjadi beberapa kali di pasar Saham Indonesia dan dunia, misalnya tahun 2008, 2015, awal 2020 (saat ada wabah virus Corona). 

Jadi katakanlah sekarang adalah hari Jumat pagi... Kemudian setelah kita cek closing price indeks Dow, SP500 dan Nasdaq semalam (Kamis malam waktu Indonesia) pada berguguran. 

Maka sebaiknya Anda jangan trading Saham walaupun sudah banyak Saham yang turun, kecuali kalau Anda ingin scalping trading dengan mengincar saham2 lapis tiga. Pelajari juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

Menurut analisa yang sering saya amati, indeks Saham AS bisa dikatakan turun tajam apabila penurunannya diatas 1% sehari (apalagi kalau ketiga indeks pada kompak turun). Jadi kalau sudah turun diatas 1%, apalagi sampai 2-3%, maka itu sudah pertanda kalau pembukaan IHSG bakalan ikutan drop. Contohnya seperti pergerakan 3 indeks berikut: 



Klik gambar untuk memperbesar

Ketika indeks Dow Jones jatuh sebesar 3,15%, diikuti Nasdaq -2,77% dan S&P500 -3,03%, maka IHSG paginya langsung dibuka turun 1% lebih dan masih berlanjut turun sekitar 2%. Padahal di hari2 sebelumnya, IHSG sudah turun dan banyak Saham yang harganya di support. Tetapi karena ada sinyal indeks jatuh, maka hal ini turut mempengaruhi IHSG. 

Bayangkan kalau Anda membeli Saham di saat seperti itu, maka yang terjadi Saham yang Anda beli akan turun terus. Bukankah lebih baik wait and see ketika kita sudah melihat sinyal dari indeks AS yang pada berguguran?

Jadi itulah alasan mengapa Anda perlu memperhatikan juga analisa indeks AS, terutama kalau kondisi market sedang acak adut.  

"Tapi Pak Heze, kenapa indeks AS turun kok bisa pengaruh ke IHSG? Kan market dan saham-sahamnya saja berbeda?" Tanya anda 

Ya ini sebenarnya lebih ke alasan psikologis saja sih. Karena bursa Saham AS selalu menjadi indeks acuan, bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia. Jadi kalau indeks AS sedang jelek, hal ini bisa memicu reaksi pasar untuk menjual Saham atau bahasa sahamnya adalah panic selling. 

Di satu sisi, kalau indeks AS jatuh sebanyak itu, pasti ada apa-apanya kan? Biasanya hal ini terjadi karena memang ada gejolak ekonomi sehingga membuat pasar Saham jatuh.

Jadi sekali lagi, untuk Anda trader saham, ketika market sedang dalam kondisi yang kurang baik dan anad ingin trading, sering2 juga perhatikan kondisi ketiga indeks tersebut (penutupan kemarin malam), untuk memutuskan apakah Anda akan beli Saham atau wait and see dulu. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Investasi vs Trading Saham, Mana yang Lebih Untung?


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Banyak pertanyaan yang saya terima dari rekan-rekan: "Pak, mana yang lebih untung trading jangka pendek atau sebaiknya saya beli Saham lalu disimpan jangka panjang saja?"


Jawabannya tentu akan sangat relatif, tapi karena saya menjalankan keduanya (baik trading maupun investasi), maka di pos ini saya akan memaparkan keuntungan trading dibandingkan investasi Saham dan sebaliknya. 

Dalam banyak hal, trading Saham jangka pendek itu lebih menguntungkan dibandingkan investasi saham, karena:  

1. Trading Saham bisa menghasilkan profit jauh lebih besar saat pasar Saham bearish

Dalam kondisi pasar Saham bearish, Anda bisa memanfaatkan momentum reboundnya Saham untuk menghasilkan profit jangka pendek yang maksimal. Saat market bearish seperti tahun 2008, 2015, awal tahun 2020, IHSG beberapa kali mengalami technical rebound yang cukup kencang, bahkan IHSG pernah naik 2 digit dalam 2 hari. Pelajari juga: Strategi Trading Saat IHSG Strong Bearish. 

Sebagai trader, membeli saham-saham yang bagus dengan memanfaatkan market rebound, dapat menghasilkan profit maksimal dibandingkan Anda harus menunggu untuk jangka waktu panjang. Sebagai contoh, saya pernah trading di Saham BBRI berikut:  






Dalam kurun waktu kurang lebih 4-5 hari bursa, penulis buy BBRI di harga rata-rata 2.790 dan jual di 3.330, net profit 18,83%. 

Kesempatan2 mendapatkan profit jangka pendek ini hanya bisa Anda dapatkan jika Anda mempelajari analisis teknikal (trading saham). 

Pelajari juga: Buku Saham Full Praktik Analisa Teknikal.  

2. Trading Saham bisa menghasilkan profit kapanpun 

Harus saya akui, trading Saham itu sangat FLEKSIBEL. Ada banyak strategi, time frame yang bisa Anda terapkan. Anda bisa trading kapanpun selama momentumnya bagus (dan di pasar Saham momentum bagus itu akan selalu Anda temukan). 

Dalam trading, untuk mendapatkan profit Anda tidak harus menunggu waktu yang lama. Anda bisa menerapkan strategi dan momentum trading sesuai dengan karakter Anda masing-masing. 

Anda bisa take profit Saham dalam waktu beberapa menit jika Saham Anda sudah naik. Anda bisa beli Saham pagi jual sore. Anda bisa trading beberapa hari, seminggu, sebulan. Fleksibilitas di pasar Saham hanya akan Anda temukan dalam trading saham. 

Trading Saham bisa menghasilkan profit lebih besar di momen-momen tertentu dibandingkan investasi saham. 

Sebagai contoh, saat IHSG bearish atau sideways, momen ini akan menghasilkan profit lebih besar jika Anda trading dengan memanfaatkan fluktuatif harian atau mingguan, dibandingkan menyimpan saham, karena di saat-saat seperti itu, mayoritas Saham harganya masih belum bisa strong uptrend.    

3. Analisis teknikal lebih mudah dan sederhana untuk diterapkan 


Mempelajari analisis teknikal jauh lebih sederhana dibandingkan analisa fundamental. Anda tidak butuh waktu lama untuk memahami cara membaca chart dan menganalisanya untuk trading. 

Di dalam analisa teknikal ada banyak sekali variasi dan strategi yang bisa Anda pelajari. Oleh karena itu, banyak orang yang memilih analisa teknikal, salah satu alasannya karena analisa teknikal lebih simpel dan bisa diterapkan secara cepat untuk trading.  

Di sisi lain, investasi Saham juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan trading saham. Ada beberapa keuntungan investasi Saham dibandingkan trading jangka pendek: 

1. Mengurangi risiko fluktuatif saham 

Trading Saham kurang cocok untuk Anda yang nggak betah melihat fluktuatif harga saham. Untuk Anda yang tidak menyukai fluktuatif saham, kemungkinan besar trading Saham justru tidak menguntungkan buat anda. 

Maka dari itu, investasi Saham lebih menguntungkan untuk Anda yang memang lebih cocok buy and hold. Di dalam investasi, pilihlah saham2 yang punya kinerja bagus, likuid dan fluktuatif harga sahamnya juga wajar. Saham2 tersebut memiliki peluang uptrend dalam jangka panjang. 

Anda bisa pelajari analisa2 fundamental untuk memilih saham2 yang layak investasi jangka panjang disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

2. Profit berlipat di Saham dalam jangka panjang 

Investasi Saham bisa menghasilkan profit berlipat dalam jangka yang panjang. Investasi pada saham-saham blue chip misalnya, seperti Saham BBCA, BBRI, UNVR, ICBP.. Anda bisa bandingkan harga sahamnya saat ini dengan harga sahamnya 5 atau 10 tahun lalu. 

Saham2 yang kinerjanya bagus bisa menghasilkan kenaikan Saham dalam kurun waktu lama, sehingga Anda tidak perlu mentradingkannya (memantau market lebih sering).  

3. Passive income

Investasi Saham dapat memberikan keuntungan yang lebih dari segi passive income. Kalau Anda menyimpan saham2 yang berfundamental bagus dalam kurun waktu lama, Anda bisa mendapatkan dividen Saham tanpa Anda harus melakukan apapun. 

Itulah perbandingan keuntungan trading Saham dibandingkan investasi, dan sebaliknya. Saya pribadi menjalankan keduanya (trading maupun investasi saham), tetapi alokasi persentase modal untuk trading Saham saya jauh lebih banyak untuk trading (sekitar 75-80%), sedangkan sisanya saya investasikan jangka panjang. 

Mengapa? 

Karena tipikal saya lebih cocok menjadi trader jangka pendek (baik intraday maupun swing trading), sehingga alokasi modal saya lebih banyak untuk trading dibandingkan investasi. 

Tetapi bukan berarti saya mengatakan bahwa investasi Saham tidak menguntungkan atau analisa fundamental tidak penting. Semua analisa dan strategi trading / investasi sangat bagus dan menguntungkan selama cocok untuk Anda terapkan. Bahkan, analisa fundamental juga dibutuhkan sebagai analisa pelengkap untuk trading saham. 

Pos ini bertujuan untuk membuka wawasan kita semua tentang perbandingan trading dan investasi saham. Dan semoga untuk Anda yang masih bingung memilih antara keduanya, Anda bisa memilih dengan pertimbangan2 yang objektif, sesuai karakter Anda masing2. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Mencari Data Aksi Korporasi Perusahaan


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Aksi korporasi (corporate action) yang dilakukan perusahaan dapat memiliki pengaruh yang besar pada harga saham, sehingga aksi korporasi ini penting untuk Anda cermati terutama kalau Anda berniat mengincar saham2 yang dalam waktu dekat akan melakukan aksi korporasi. 

Historis aksi korporasi yang dilakukan emiten juga bisa Anda jadikan sebagai analisa, untuk melihat apakah aksi korporasi perusahaan tertentu memiliki pengaruh yang signifikan ke harga Saham atau tidak.  

Jika Anda ingin menganalisis aksi korporasi dan pengaruhnya ke pergerakan Saham jangka pendek - menengah, Anda bisa mencari data historis aksi korporasi perusahaan. Yup, Anda bisa mencarinya melalui situs IDX. Berikut langkah-langkah mencari data aksi korporasi perusahaan:  

1. Buka situs Idx.co.id --> Perusahaan Tercatat --> Aksi Korporasi 


Tampilan IDX seperti diatas dan untuk mencari aksi korporasi perusahaan, Anda bisa ikuti langkah2 seperti pada gambar diatas. 

2. Cari aksi korporasi yang Anda inginkan

Setelah Anda klik Aksi Korporasi, akan muncul tampilan aksi korporasi berikut ini: 

Data aksi korporasi perusahaan
Pada situs IDX, Anda bisa mencari kode / nama perusahaan. Jadi jika ingin mencari perusahaan spesifik yang melakukan aksi korporasi, Anda bisa langsung ketikkan nama perusahaan yang Anda cari. 

Anda juga bisa memilih 'Tipe Aksi'. Anda bisa mencari jenis aksi korporasi yang ingin Anda cari. Misalnya perusahaan2 yang melakukan stock split, atau right issue, atau waran dan lain-lain. 

Setelah itu, Anda juga bisa melakukan pilihan tanggal aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan, misalnya rentang 1 tahun (tanda kuning). 

Disini saya coba mencari perusahaan2 apa saja yang melakukan aksi korporasi stock split mulai periode Januari 2019 - Februari 2020, dan akhirnya didapatkanlah data-data perusahaan2 apa saja yang melakukan stock split seperti berikut ini:  


Perhatikan tanda persegi hijau diatas. Itulah perusahaan2 yang melakukan aksi korporasi stock split selama periode Januari 2019 - Februari 2020. 

Jadi kalau Anda sedang mencari aksi korporasi entah untuk kepentingan analisa saham, atau untuk analisa-analisa yang lain, itulah cara mencari data aksi korporasi perusahaan. Anda bisa cari dan dapatkan datanya melalui situs IDX, dengan langkah2 diatas.

Saya pribadi biasanya mencari data historis aksi korporasi untuk melihat pengaruh aksi korporasi tertentu dalam jangka pendek - menengah terhadap naik turunnya suatu Saham (bisa kita lihat tanggal aksi korporasi, lalu kita analisa chartnya sendiri untuk melihat kecenderungan trennya pasca aksi korporasi). 

Cara ini cukup bagus agar Anda bias mendapatkan gambaran kecenderungan tren Saham ketika melakukan aksi korporasi, sehingga bisa menjadi dasar analisa Anda untuk memutuskan apakah aksi korporasi tertentu bisa Anda jadikan keputusan akumulasi Saham atau wait and see dulu. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Investasi Saham yang Aman


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Apakah beli Saham itu aman? 
Apakah investasi Saham itu bisa menipu? 
Banyak yang tertipu dengan investasi saham, lalu apakah investasi Saham itu bisa dibilang aman?

Pertanyaan-pertanyaan diatas sering sekali saya temukan. Banyak orang yang ragu apakah membeli Saham itu benar-benar aman, karena saat ini banyak kasus penipuan investasi, sehingga tidak sedikit orang awam yang meragukan keamanan dana jika investasi di saham. 

Jadi apakah benar investasi Saham itu aman? Bagaimana caranya supaya Anda bisa investasi Saham dengan cara yang aman?

Selama bertahun-tahun menjalankan aktivitas trading dan juga investasi saham, saya dapat menyimpulkan berdasarkan pengalaman pribadi bahwa investasi Saham itu AMAN. Supaya Anda bisa berinvestasi Saham dengan aman, Anda harus menerapkan langkah-langkah berikut: 

1. Buka rekening Saham dan investasi Saham di tempat yang terpercaya 

Semua sistem perdagangan Saham dilakukan melalui software online trading, di mana online trading disedikana oleh KANTOR SEKURITAS. Kantor sekuritas Saham tentu saja harus memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan setiap kantor sekuritas juga terhubung oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Hal ini karena sistem perdagangan Saham di pasar Saham Indonesia diawasi dan diatur mekanismenya oleh BEI. 

Jadi kalau Anda ingin investasi saham, bukalah akun rekening Saham HANYA di KANTOR SEKURITAS yang terpercaya. Anda bisa Googling "daftar kantor sekuritas di Indonesia".

Kalau Anda ingin tahu kantor2 sekuritas terpercaya ada banyak sekali. Saya bisa berikan beberapa contoh: BNI sekuritas, Danareksa, Philip sekuritas, Indopremier, Mirae Aset, MNC sekuritas, Mandiri sekuritas, BCA sekuritas, Trimegah sekuritas dan lain-lain. 

Untuk langkah2 daftar akun Saham di kantor sekuritas, Anda bisa download free ebook (33 halaman) yang pernah saya tuliskan disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. 

Saya juga memberikan beberapa rekomendasi untuk Anda yang ingin membuka akun sekuritas dengan deposit minimal yang rendah (terutama untuk Anda yang memiliki modal terbatas). Anda bisa mempertimbangkan referensi2 kantor sekuritas berikut: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta. 

Artinya, kalau Anda dapat tawaran membuka rekening Saham melalui perusahaan atau agen lain selain kantor sekuritas, sebagai contoh: Anda ditawari untuk membeli Saham melalui Agen A, dan Anda diberikan janji return pasif katakanlah 10% jika berinvestasi di tempat mereka, maka jangan pernah percaya dengan iming2 tersebut. 

Banyak trader / investor pemula yang tertipu dalam investasi saham, karena tidak membeli Saham melalui kantor sekuritas yang resmi. Jadi langkah awal, Anda harus membeli Saham melalui kantor sekuritas yang sudah terpercaya, bukan melalui tempat / agen-agen yang lain (apalagi jika Anda ditawarkan return-return yang tidak masuk akal jika Anda membeli Saham melalui tempat2 tertentu).  

2. Gunakan analisa pribadi sebelum Anda membeli saham 

Investasi Saham Anda bisa menjadi aman apabila Anda membeli Saham berdasarkan PENGETAHUAN, dan cara-cara yang benar. Dengan kata lain, sebelum Anda membeli saham, Anda harus memiliki bekal pengetahuan analisa (fundamental untuk investor dan teknikal untuk trader). 

Jangan terlalu bergantung kepada analis, "para pakar" atau ajakan-ajakan orang lain untuk membeli Saham tertentu. Anda boleh (bahkan saya sarankan) belajar dari banyak sumber untuk belajar saham.

Namun, semua keputusan membeli Saham itu ada di tangan Anda sendiri. Dan saya pribadi juga tidak menyarankan Anda untuk mempercayakan dana investasi Saham untuk dikelola orang lain, apalagi jika Anda diberikan janji-janji yang bombastis, misalnya: "Anda pasti untung kalau investasi Saham dikelola oleh tim kami".

Keputusan investasi Saham adalah tanggung jawab anda. Gunakan analisis Anda supaya Anda bisa mengetahui sendiri saham2 dan perusahaan yang berkualitas untuk investasi jangka panjang. 

3. Belilah saham-saham yang kinerja perusahannya jelas

Tidak semua Saham layak diinvestasikan. Kalau Anda ingin investasi Saham yang aman, belilah saham2 yang memiliki kinerja fundamental yang baik dan perusahaannya mampu bertahan dalam jangka panjang, serta pilihlah perusahaan2 yang memang memimpin di sektor industrinya. Baca juga: Belajar Analisis Fundamental Saham.

Banyak investor yang merasa tertipu setelah membeli saham, karena sahamnya turun terus, bahkan sahamnya tidak likuid, tidak bergerak. Ternyata saham2 yang dibeli adalah perusahaan yang kinerjanya tidak jelas (sering rugi, ekuitas negatif, EPS minus, DER terlalu tinggi, GCG buruk).

Jadi untuk menciptakan investasi Saham yang aman, ada baiknya Anda membeli perusahaan yang kinerjanya memang jelas dan mendukung secara fundamental. 

Dalam hal ini, Anda harus menganalisa, membaca laporan keuangan, melihat potensial setiap sektor saham. Yup, Anda harus lakukan analisa otodidak. Jangan sampai Anda menyerahkan 100% duit investasi Saham Anda di tangan orang lain, karena belum tentu dana Anda dikelola di saham2 yang bagus. 

Terapkan ketiga poin diatas tadi jika Anda ingin menciptakan investasi Saham yang aman. Jadi ingat poin pertama Anda harus bisa membeli Saham di tempat yang terpercaya. Kedua, gunakan analisa pribadi sebelum membeli Saham (pahami pengetahuan analisa fundamental) dan ketiga pilihlah saham2 yang punya kinerja bagus dalam jangka panjang.


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini