Saturday, 30 May 2020

Cara Meminimalkan Rugi di Saham


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Mendalami dunia Saham bukan hanya berbicara soal berapa profit yang bisa Anda dapatkan. Tetapi Anda juga harus memiliki seni untuk meminimalkan kerugian di saham

Terutama untuk seorang trader pemula, target utama Anda adalah belajar untuk MEMINIMALKAN KERUGIAN bukan mendapatkan profit sebesar mungkin.  

Ingat bahwa, pasar Saham itu berisiko. Kalau Anda bisa meminimalkan risiko tersebut, maka peluang mencetak profit pasti akan terbuka lebar. Bagaimana cara meminimalkan kerugian di saham? 

Di pos ini, saya ingin sharing berdasarkan pengalaman tentang cara meminimalkan rugi di Saham (rekan-rekan yang lain mungkin juga memiliki strategi2 masing2). Ada tiga cara yang saya terapkan untuk meminimalkan kerugian di saham:

1. Terapkan komposisi portofolio Saham 80:20 atau 100:0 

Komposisi portofolio 80:20 maksudnya adalah memilih 80% Saham yang likuid dan layak ditradingkan, dan 20% saham-saham lapis tiga (untuk Anda yang ingin mencoba mempelajari saham-saham gorengan). 

Sedangkan komposisi portofolio 100:0 adalah Anda menempatkan 100% Saham Anda pada saham2 yang likuid dan layak trading, dan tidak membeli Saham gorengan sama sekali di portofolio. 


Anda bisa pelajari cara-cara screening Saham untuk menemukan stock pick yang layak trading disini: Panduan Simpel dan Efektif Memilih Saham Bagus. 

Dengan formula tersebut, Anda bisa memprioritaskan untuk memilih saham2 yang risikonya kecil dan aman ditradingkan, sehingga risiko floating loss Anda bisa diminimalkan. 

Dalam praktiknya, saya sering menemukan trader bermodal kecil yang kerap kali membeli banyak sekali Saham gorengan dan waran, dan ujung-ujungnya tidak sedikit trader yang sahamnya nyangkut, cut loss dalam jumlah besar hingga modalnya habis. 

Maka dari itu, untuk meminimalkan kerugian, Anda bisa mencoba menerapkan komposisi portofolio seperti diatas (80:20 atau 100:0). 

2. Gunakan modal kecil untuk trading 

"Semakin besar modal yang digunakan, semakin besar untung di saham". Kalimat ini seringkali menjadi anjuran untuk para trader yang belum bisa mencetak profit besar di saham. 

Saya setuju namun tentu saja hal ini bisa diterapkan kalau Anda sudah semakin berpengalaman dalam trading. Kalau Anda masih pemula, menggunakan modal besar dapat memperbesar risiko trading. 

Karena semakin besar modal yang Anda gunakan, Anda harus bias mengelola psikologis dengan baik. Trader yang masih belajar memilih saham, juga punya potensi salah dalam memilih Saham dan indikator trading, sehingga jika Anda pakai modal besar, tentu saja risiko kerugian justru akan semakin tinggi. 

Solusinya, untuk meminimalkan kerugian di saham, Anda bisa memulai dengan modal kecil terlebih dahulu. Gunakan modal kecil sekitar Rp1-3 juta untuk trading dan lakukan diversifikasi seperti di poin pertama.

Baca juga: Modal Ideal Trading Saham. Seiring bertambahnya pengalaman trading, Anda bisa mempertimbangkan untuk menambah modal anda. 

3. Memprioritaskan saham-saham pilihan 

Untuk Anda yang sudah trading beberapa bulan, Anda pasti sudah mengalami untung / profit. Saham-saham yang sudah memberikan Anda profit, bisa Anda pertimbangkan untuk diprioritaskan dalam daftar trading. 

Jika Anda berhasil menganalisa suatu Saham dan Anda bisa dapat profit dari Saham tersebut, itu artinya Saham tersebut adalah Saham yang Anda pahami pola teknikalnya. 

Dengan kata lain, Saham tersebut adalah saham2 yang risikonya kecil untuk anda. Dengan memilih saham2 yang sesuai karakter anda, Anda bisa meminimalkan risiko membeli saham2 yang pergerakannya kurang baik, sehingga kerugian di Saham bisa diminimalkan. 

Rekan-rekan yang merasa tradingnya masih amburadul, Anda bisa evaluasi kembali apakah Anda sudah memprioritaskan membeli saham-saham yang layak trading dan menyusun manajemen modal yang baik. 

Hal-hal inilah yang menjadi faktor penentu agar Anda bisa meminimalkan kerugian di saham. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Strategi Trading Cepat: Trading Menitan & Harian


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Banyak trader Saham yang ingin mendapatkan profit jangka pendek, tanpa hold Saham terlalu lama. Akhirnya, banyak trader Saham yang memilih cara dan strategi TRADING CEPAT

Sesuai namanya, trading cepat berarti Anda membeli dan menjual Saham dalam rentang waktu yang sangat pendek. Tetapi di dalam praktikknya, trading cepat itu memiliki beberapa time frame, dan tentunya strategi pemilihan Saham (stock pick) yang berbeda. 

Berdasarkan time framenya, trading cepat bisa dibagi menjadi trading menitan (SCALPING TRADING) dan trading harian (INTRADAY TRADING). Strategi keduanya pun juga berbeda.  

Dan strategi2 memilih Saham untuk trading cepat sendiri sebenarnya sudah saya bahas secara lengkap praktik2nya disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading dan Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Ini artinya, dalam praktikknya trading cepat bukan hanya sekedar trading pendek. Anda harus memahami strategi-strategi memilih saham, dan momentum yang harus diterapkan untuk setiap strategi trading. 

TRADING MENITAN / SCALPING TRADING 

Trading cepat dengan jangka waktu terpendek (tercepat) adalah scalping trading. Dalam scalping trading, Anda membeli Saham dan take profit hanya dalam rentang waktu beberapa menit 1 menit sampai 2 jam-an trading. Artinya, dalam scalping trading Anda harus memilih saham2 yang: 

- Bisa naik turun secara cepat dalam waktu menitan
- Fluktuatif harga sahamnya sangat tinggi

Saham2 apa yang memenuhi kriteria untuk scalping trading? Jawabannya adalah SAHAM GORENGAN atau saham-saham lapis tiga. Yup, saham2 gorengan inilah yang punya potensi untuk naik dan turun dalam waktu cepat (waktu menitan), dan fluktuatif harganya sangat cepat serta likuiditas rendah. 

Kalau Anda ingin trading menitan dengan memilih saham2 yang sangat likuid, maka strategi scalping Anda kurang tepat dan kemungkinan besar Anda akan sulit melakukan take profit menitan, karena saham2 yang likuid (saham LQ45 misalnya) naik-turunnya jelas tidak secepat saham2 gorengan. Bahkan tidak sedikit saham2 likuid yang hanya naik 1-2%-an saja sehari. 

Oleh karena itu, trading menitan adalah jenis trading yang risikonya cukup tinggi, karena di dalam scalping, trader harus prefer memantau dan memilih saham2 gorengan, di mana kita tahu sendiri Saham gorengan likuiditasnya kurang baik dan banyak dimainkan bandar. 

Jadi di dalam trading menitan, Anda harus memperhatikan analisa teknikal, bid-offer dan memasang target take profit secara disiplin. Pelajari juga strategi scalping trading untuk memilih Saham yang layak disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

KELEBIHAN SCALPING TRADING adalah saham2 gorengan tidak mengikuti arah pergerakan IHSG, sehingga ketika IHSG turun banyak, Anda bisa memanfaatkan scalping trading untuk meraih profit di saham. 

Itulah mengapa ketika IHSG turun banyak, tetap saja ada saham2 yang naik sampai 20%. Itulah saham2 gorengan yang biasanya banyak dimanfaatkan untuk momentum scalping. 

KEKURANGAN SCALPING TRADING yang utama adalah risikonya tinggi. Oleh karena itu, lakukan scalping trading dengan modal sekecil mungkin (maksimal 10% modal anda), dan Anda harus disiplin dalam menetapkan target. 

TRADING HARIAN (INTRADAY TRADING) 

Strategi trading cepat lainnya adalah trading harian, yaitu trading cepat yang jangka waktunya sedikit lebih panjang dari scalping trading. Jangka waktunya adalah beli jual Saham di hari yang sama sampai tiga harian trading. 

Pelajari juga strategi intraday trading disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham dan Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore - Trading Harian. 

Intraday trading memiliki strategi yang berbeda dengan scalping, karena pada intraday, Anda harus memilih saham2 yang punya fluktuatif bagus, tetapi dengan kenaikan harga Saham yang cukup stabil (bukan memilih saham2 yang mudah naik puluhan persen). 

Perbedaan utama lainnya antara intraday & scalping trading adalah TARGET TAKE PROFIT. Take profit intraday trading hanya beberapa poin sampai 2% dari harga beli anda. Sedangkan target scalping bisa sampai diatas 4% dalam waktu menitan. 

Nah, karena targetnya beda (walaupun sama2 trading cepat), maka strategi memilih sahamnya juga berbeda. Jadi di dalam intraday trading, targetnya Anda memilih: 

- Saham yang pergerakan lincah dan punya fluktuatif harga yang bagus
- Saham-saham yang pergerakannya mudah dianalisa untuk trading harian
- Saham-saham yang mudah naik cepat untuk jangka waktu harian
- Saham yang punya persentase kenaikan cepat dalam nol-tiga hari trading 

KELEBIHAN INTRADAY TRADING tentu saja Anda bisa membeli saham2 yang punya pergerakan bagus, likuid, dan pergerakan harga sahamnya wajar, sehingga Anda bisa mendapatkan profit cepat dan sekaligus mengurangi risiko dalam trading. 

KEKURANGAN INTRADAY TRADING adalah saham2 yang bagus untuk intraday trading rata-rata adalah saham2 yang mengikuti pergerakan IHSG. Jadi kalau IHSG lagi turun banyak, Anda harus wait and see dulu. Hal ini berbeda dengan scalping, di mana saham2 yang dipilih mayoritas tidak mengikuti arah pergerakan IHSG.

Tapi perlu diingat juga bahwa strategi intraday trading ini bisa menjadi scalping trading. Maksudnya adalah, sangat mungkin Anda membeli Saham dengan tujuan intraday (beli pagi dan jual sore harinya nati). 

Namun ternyata Saham Anda bisa naik cepat hanya dalam waktu 30 menit, dan target Anda sudah tercapai. Dalam hal inilah strategi intraday trading Anda "berubah" menjadi scalping. 

SCALPING VS INTRADAY TRADING 

Di web Saham Gain, saya sudah mengulas strategi2 trading cepat. Dan trading cepat bisa dibedakan menjadi dua strategi: scalping dan intraday (untuk jangka waktu yang lebih panjang). 

Jadi untuk Anda yang ingin trading cepat, Anda harus memilih strategi yang tepat sesuai dengan karakter anda, supaya Anda bisa meraih profit yang lebih maksimal. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Daftar Saham Indeks LQ45 Terbaru


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Saham LQ45 adalah saham-saham penggerak IHSG. Hal ini dikarenakan sebagian dari saham2 LQ45 merupakan saham2 blue chip yang memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar. Sesuai namanya, Saham LQ45 yang artinya likuid 45, berarti berisi daftar 45 Saham yang paling likuid di Bursa Efek. Baca juga: Kriteria dan Syarat Saham Masuk LQ45.

Bursa Efek Indonesia melakukan pembaharuan saham-saham LQ45 setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap Februari-Agustus dan Agustus-Februari. Berikut ini adalah daftar Saham LQ45 untuk periode Februari 2020 - Juli 2020. 

1. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)

2. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 

3. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 

4. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 

5. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)

6. PT Astra International Tbk (ASII)

7. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

8. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

9. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

10. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

11. PT Chroend Pokhpand Indonesia Tbk (CPIN)

12. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 

13. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

14. PT Barito Pasific Tbk (BRPT)

15. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 

16. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

17.  PT XL Axiata Tbk (EXCL)

18. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

19. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)

20. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

21. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

22. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

23. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

24. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) 

25. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 

26. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

27. PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF)

28. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

29. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)

30. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)

31. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)

32. PT Indotambangraya Megah Tbk (ITMG)

33. PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)

34. PT PP (Persero) Tbk (PTPP)

35. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

36. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)

37. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

38. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS)

39. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

40. PT Pabrik Kertas Twiji Kimia Indonesia Tbk (TKIM)

41. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

42. PT United Tractors Tbk (UNTR)

43. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

44. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

45. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Saham-saham baru anggota pendatang LQ45 periode ini adalah ACES, TBIG, TOWR. Sedangkan empat Saham yang dikeluarkan dari anggota LQ45 periode ini adalah INDY, MEDC, TPIA. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Friday, 1 May 2020

Analisis Teknikal Saham, Apakah Berguna?


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Kondisi pasar Saham yang fluktuatif sangat menguji mental trader. Terkadang saat pasar Saham sedang bergerak stabil atau bullish, analisis teknikal yang Anda gunakan kemungkinan besar jauh lebih akurat dibandingkan saat pasar Saham sedang turun. 



Analisa teknikal yang sama dapat memberikan hasil yang berbeda pada kondisi market yang berlawanan. Saat pasar Saham sedang turun, atau harga Saham belum bergerak sesuai harapan, banyak anggapan yang mengatakan bahwa analisa teknikal itu 'tidak berguna':

"Percuma belajar analisis teknikal, kalau bandar nggak mau naikan harga, ya harganya nggak bakalan naik"

"Analisis teknikal nggak akan berguna kalau pasar Saham downtrend".

Pertanyaannya: Apakah analisis teknikal itu memang tidak berguna untuk trading? Apakah bandar Saham lah yang menentukan pergerakan saham, sedangkan analisa teknikal itu hanyalah 'rekayasa'?

Apakah dalam kondisi pasar Saham downtrend itu analisa teknikal tidak berguna lagi karena harga Saham yang kelihatannya naik, masih turun terus? 

Inilah yang akan kita bahas di pos ini, supaya para trader Saham bisa mendapatkan pandangan yang benar tentang analisis saham. 

Selama menjalani dunia trading saham, saya menyimpulkan bahwa analisis teknikal itu SANGAT BERGUNA dalam kondisi market apapun, baik kondisi pasar Saham bullish, sideways, bearish.

Analisa teknikal sangat berguna apabila Anda menggunakan dengan analisis, screening Saham dan pertimbangan yang benar. Analisis teknikal tidak bisa digunakan secara kaku.  

Sebagai contoh, kalau Anda mempelajari indikator tertentu yang mengatakan bahwa Saham yang naik dari garis 20 berarti waktunya beli.. Maka, saat Anda menemukan Saham naik garis indikatornya sudah diatas 20, bukan berarti Anda harus langsung membeli sahamnya. 

Memilih Saham yang tepat, cermat melihat kondisi market, kombinasi analisa teknikal adalah analisa-analisa yang harus Anda gunakan agar Anda bisa meraih profit maksimal dalam trading. Pelajari juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

"Tapi bagaimana Pak Heze dengan bandar saham. Bukankah Saham itu digerakkan oleh bandar Saham yang punya duit banyak? Terus apa gunanya analisa teknika kalo gitu?" Kata anda.

Sampai disini Anda sudah mendapatkan pemahaman tentang pentingnya analisa teknikal bagi trader. Sekarang kita akan bahas lebih dalam mengapa analisa teknikal itu berguna, dan analisis teknikal adalah analisa utama yang harus dipakai oleh semua level trader:  

1. Analisis teknikal adalah cerminan psikologis bandar

Semua Saham pasti ada bandarnya. Tetapi kemampuan bandar untuk menggerakkan suatu Saham itu berbeda-beda. Semakin likuid suatu saham, kemampuan bandar menaik-turunkan Saham akan semakin kecil. 

Hal ini karena saham-saham yang likuid, banyak peminatnya (trader ritel), sehingga kemampuan bandar Saham menaik-turunkan harga tidak terlalu signifikan dibandingkan saham2 yang tidak likuid. 

Karena suatu Saham banyak peminatnya & kemampuan bandar menaik-turunkan Saham semakin kecil, maka harga Saham akan bergerak LEBIH TERATUR, sehingga membentuk suatu pola dan kecenderungan tren saham, dan hal ini dapat terlihat dari grafiknya. 

Grafik Saham (analisa teknikal) inilah yang merupakan cerminan psikologis bandar yang terjadi melalui transaksi trading antara bandar dan trader ritel. Semakin likuid suatu, semakin mudah Anda menganalisa pola grafik dan kecenderungan arah tren jangka pendek suatu saham. 

Analisis teknikal saham
Sebagai contoh, Anda bisa lihat grafik Saham diatas. Pada grafik diatas, Anda bisa menganalisa banyak hal, mulai dari melihat titik support dan resisten krusial (tanda persegi), hingga pola-pola candle dan chart pattern yang terbentuk pada grafik tersebut. 

Pola-pola yang terbentuk tersebut adalah cerminan historis trading yang menunjukkan perilaku dan keinginan pelaku pasar (bandar maupun trader ritel). 

Karena cerminan psikologis bandar dapat dilihat melalui analisa teknikal, maka analisa teknikal itu sangat berguna untuk mengambil keputusan trading: Untuk membeli saham, menganalisa, menetapkan target jual.    

2. Saat pasar Saham bearish, analisis teknikal dan momentum market bisa menghasilkan profit maksimal 

Pada saat pasar Saham bearish, banyak anggapan analisis teknikal itu tidak berguna. Ini adalah anggapan yang tidak tepat. Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, menggunakan analisis teknikal, bukan hanya sekedar beli Saham saat indikator menunjukkan sinyal beli. 

Tetapi Anda harus menganalisa kondisi market, melihat momentum trading dan melakukan kombinasi analisa teknikal, sehingga dalam kondisi market bearish, justru Anda bisa memanfaatkannya untuk membeli saham2 bagus di harga diskon. 

Kita sudah bahas praktik2 memilih Saham diskon secara teknikal disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. Anda bisa mempelajari dan praktikkan strategi2nya.

Di web Saham Gain ini, saya sudah sering membahas analisis teknikal yang dapat Anda terapkan untuk mendapatkan profit saat Saham bearish melalui trading harian. Anda bisa Anda pelajari kembali disini: Profit dari Trading Cepat Saham. 

Tidak setiap saat Anda harus membeli saham. Anda harus melakukan screening saham, wait and see dan membeli saham-saham yang bagus secara teknikal saat Saham akan naik / rebound. Dengan cara dan analisa inilah, analisis teknikal akan berguna saat market bearish. 

3. Analisis teknikal berguna untuk 'saham-saham tertentu'

Anggapan yang mengatakan analisis teknikal 'tidak berguna' tidak 100% salah. Lho kok? 

Harus saya akui, ada banyak Saham yang tidak bisa dianalisa dengan analisis teknikal, yaitu saham2 gorengan / Saham lapis tiga. Baca juga: Kenali Ciri-ciri Saham Gorengan di Indonesia. 

Saham-saham yang tidak likuid (baca poin 1), sangat mudah digoreng oleh bandar dan peminatnya sedikit, sehingga pergerakan harga Saham tidak beraturan, dan analisa teknikal tidak dapat menggambarkan cerminan psikologis market, karena pola transaksi Saham yang tidak beraturan. 

Oleh karena itu, analisa teknikal akan jauh lebih berguna diterapkan pada saham2 yang likuid, dalam hal ini adalah saham2 lapis satu (blue chip) dan saham2 lapis dua. 

Jadi kalau Anda ingin analisis teknikal yang Anda gunakan lebih akurat dan menghasilkan profit maksimal, prioritaskan trading di saham2 yang polanya bagus. Jangan lupa untuk melakukan screening saham-saham yang layak dibeli dengan analisis teknikal. 

Melalui pos ini, kita semua bisa menyimpulkan bahwa analisis teknikal itu sangat berguna untuk trading, dan mencari saham2 yang potensial.

Sangat disayangkan banyak kalimat yang mengatakan "analisa teknikal tidak berguna", "bandar yang menggerakkan saham, tidak perlu belajar analisis teknikal".. Dan kalimat2 seperti ini akhirnya membuat trader pemula tidak mau mendalami analisa teknikal dan memilih cara-cara instan untuk mendapatkan profit di saham. 

Mulai sekarang, Anda yang ingin mendalami trading jangka pendek, Anda harus fokus untuk belajar analisis teknikal, dan mempraktikkannya dalam aktivitas trading. Jangan pernah mengabaikan analisa teknikal sebagai analisa utama untuk memilih saham.   


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Thursday, 30 April 2020

Beli Saham Modal Kecil vs Modal Besar


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Beli Saham dengan modal kecil vs beli Saham modal besar, mana yang lebih menguntungkan untuk trader? Modal adalah "nyawa" Anda dalam trading. Tanpa modal, Anda tidak akan bisa membeli saham. 



Dalam praktikknya, baik melalui grup saham, maupun pertanyaan langsung rekan-rekan trader, saya sering mendengar anjuran-anjuran tentang penggunaan modal untuk trading saham, misalnya: 

"Gunakan modal kecil dulu buat trading"
"Kalau beli Saham jangan pakai duit kecil, profitnya nggak terasa"
"Kalau mau kaya di saham, modalnya ya harus besar. Kalau modal kecil mana bisa dapat untung gede"
"Modal besar nggak menjamin Anda profit, pakai dulu modal kecil"

Seandainya Anda membeli Saham di harga yang sama dengan modal R1 juta dan modal Rp100 juta, lalu Anda sama-sama mendapatkan profit sebesar 1%, maka dengan modal Rp1 juta keuntungan Anda akan menjadi Rp10.000. Tapi kalau modal Anda Rp100 juta, maka dengan profit 1%, keuntungan Anda akan menjadi Rp1 juta!

"Jadi lebih baik pakai modal besar saja ya buat trading Bung Heze?" Tanya anda.

Modal besar memang bisa menghasilkan profit lebih besar. Kita sudah melihat ilustrasi diatas di mana dengan modal Rp1 juta dan Rp100 juta, walaupun profitnya sama2 1%, maka jelas modal Rp100 juta akan dapat nominal keuntungan yang jauh lebih besar. 

Tapi saya tidak mengatakan bahwa menggunakan modal besar untuk trading itu PASTI MENGUNTUNGKAN. Dengan modal kecil pun, Anda bisa mendapatkan profit yang konsisten di saham. 

Bahkan, saya selalu menyarankan Anda untuk memulai trading DENGAN MODAL KECIL.  Baca juga pos saya tentang modal ideal trading disini: Modal Ideal Trading SahamKelebihan trading dengan modal kecil adalah: 

1. Modal kecil meminimalkan risiko trading 

Semakin besar modal yang Anda pakai trading, selain potensi profitnya lebih besar, risikonya juga semakin tinggi. Jika Anda trading dengan modal Rp1 juta, dan Saham Anda turun sebesar 1%, maka potensial loss Anda adalah Rp10.000. Tapi kalau modal Anda Rp100 juta dan Saham Anda turun sebesar 1%, maka potensial loss Anda adalah Rp1 juta. 

Jadi untuk Anda yang masih pemula dan belum tenang saat menghadapi pasar saham, maka gunakanlah modal kecil terlebih dahulu, karena dengan modal kecil, risiko bisa diminimalkan.  

2. Modal kecil lebih menenangkan psikologis trading 

Seperti yang saya tulis di poin pertama, modal kecil dapat meminimalkan risiko. Sehingga, dengan modal kecil, psikologis Anda akan lebih tenang, terutama untuk Anda yang masih pemula. 

Jika Anda memegang Saham dengan nilai Rp1 juta dan Saham Anda turun 2%, dibandingkan Anda memegang Saham dengan nominal Rp100 juta dan Saham Anda turun 2%, maka tentu psikologis Anda akan lebih tenang saat Anda memegang duit kecil di saham.  

3. Dengan modal kecil, Anda bisa membeli Saham bertahap saat momennya bagus 

Trading Saham bukan hanya soal beli jual saham, namun trading Saham adalah seni. Dalam membeli saham, Anda tidak harus langsung membeli 1 Saham dengan modal besar atau bahkan memasukkan semua modal trading. 

Kalau Anda trading Saham dengan modal kecil, Anda masih memiliki banyak duit / modal yang dapat Anda manfaatkan untuk averaging atau membeli lagi secara bertahap. 

Anda bisa membeli Saham dengan jumlah sedikit (modal kecil), dan Anda tambah secara bertahap alias averaging saat ada momen yang bagus. Pelajari juga: 4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham. 
Trader Saham pemula, selalu saya sarankan memulai trading dengan modal kecil, yaitu di kisaran Rp1-3 juta. 
Jadi Anda sudah paham kelebihan trading Saham dengan modal kecil. Untuk trader pemula, bahkan selalu saya sarankan untuk memulai trading dengan modal kecil, karena pemula masih harus banyak belajar memahami seluk beluk market, fluktuatif saham, sehingga pada tahapan tersebut, trader pemula kemungkinan besar masih mudah panik, tidak tenang saat sahamnya turun. 

"Tapi Pak Heze, ngapain beli Saham cuma recehan, kapan untungnya?" Protes anda. 

Nah, ini adalah kalimat yang sering saya dengar ketika saya menganjurkan trader untuk memulai trading dengan modal kecil. 

Kalau Anda masih pemula, jangan terlalu berambisi untuk mendapatkan profit besar. Tujuan utama trader pemula bukan untuk mendapatkan profit, tetapi untuk meminimalkan kerugian, dan membentuk mindset trading yang baik. 

Hal ini bisa dilakukan kalau Anda memulai dengan modal kecil. Dengan modal kecil, Anda akan menguji trading anda, apakah Anda bisa menekan kerugian, dan mulai mencetak profit? 

Kalau dengan modal kecil saja Anda sering rugi, jangan berharap Anda bisa profit dengan modal besar. Apalagi kalau Saham Anda turun dan Anda beli dengan modal ratusan juta, Anda bakal tidak tenang, dan disitulah potensi rugi justru semakin besar. 

Hal-hal seperti ini sudah sering terjadi pada trader2 yang nekad, ingin untung besar, tetapi tidak sabar dalam mengelola karir tradingnya. 

"Lalu, kapan saya bisa trading dengan modal yang lebih besar?" Tanya anda

Anda boleh menambah modal kalau dengan duit Rp1-3 juta Anda sudah bisa paham cara meminimalkan kerugian, dan Anda mulai bisa bisa memilih saham2 yang layak untuk ditradingkan. Saat itulah Anda boleh menambah modal lebih banyak sesuai kemampuan anda.

Karena kalau Anda sudah bisa profit dengan modal kecil, tentu Anda juga harus menaikkan level trading anda, salah satunya dengan menambah modal, supaya profit Anda juga lebih maksimal. 

Kesimpulannya, trading dengan modal kecil maupun modal besar, sama-sama bagusnya. Anda harus bijaksana dan mampu melihat situasi, dalam hal apa Anda harus menggunakan modal besar, dalam hal apa Anda trading dengan modal kecil. 

Kalau Anda masih pemula, gunakan modal kecil. Kalau kondisi pasar Saham kurang bagus, belilah juga Saham dengan modal yang relatif lebih sedikit.

Sebaliknya, kalau Anda sudah mulai bisa profit konsisten, bisa meminimalkan risiko kerugian, Anda bisa menambah modal lebih besar. Kalau kondisi market bagus dan saham2 pilihan Anda sedang diskon, Anda juga bisa trading dengan modal lebih banyak.   


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Saham Naik, Kapan Sebaiknya Jual?


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

"Bung Heze, apabila Saham yang sudah saya beli naik, saya sering bingung harus menentukan jual di harga berapa? Kadang Saham naiknya cepat lalu turun lagi. Kadang Saham naiknya bisa sampai satu bulan trennya naik terus."



Diatas adalah pertanyaan seorang rekan trader melalui email suksesbelajarsaham@gmail.com. Jadi inti pertanyaannya (mungkin banyak rekan yang baca pos ini juga memiliki pertanyaan yang sama) adalah: Kalau Saham saya naik, kapan / di harga berapa sebaiknya jual? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saya tidak bisa menjawab dengan jawaban pasti / rumus pakem, karena strategi trading itu ada banyak, dan setiap saat bursa Saham berfluktuatif. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui kapan Anda mau menjual Saham yang Anda miliki dengan mempertimbangkan analisa-analisa berikut: 

1. Perhatikan kondisi market / IHSG 

Periode bullish dan bearishnya kondisi pasar saham, harus Anda pertimbangkan untuk menentukan seberapa lama / cepat Anda menjual saham. 

Kondisi market yang bearish, sebaiknya Anda pertimbangkan untuk menjual Saham dengan jangka waktu yang lebih pendek, yaitu harian. Artinya kalau IHSG reboud, dan Saham Anda naik di hari itu juga atau naik sampai keesokan hari, ada baiknya Anda pertimbangkan untuk segera menjualnya. 

Jadi ketika market bearish atau bahkan strong bearish, terapkan strategi intraday trading. dengan cara tersebut, Anda bisa memperoleh profit yang lebih maksimal. Pelajari juga: Ebook Intraday & One Day Trading Saham (357 halaman).  

Hal ini karena dalam kondisi market yang sedang jatuh, banyak Saham yang hanya naik sebentar lalu turun / bearish lanjutan lagi. Sehingga, kalau Anda trading dengan jangka waktu yang panjang, kemungkinan besar Saham Anda berpotensi nyangkut, padahal jika Anda trading harian, Anda bisa mencetak profit jangka pendek, sebelum Saham Anda turun lagi. 

Sedangkan kalau pasar Saham bullish atau pulih dari kondisi strong bearish, Anda bisa pertimbangkan untuk membeli dan menyimpan Saham lebih lama, sehingga Anda bisa take profit dengan jangka waktu seminggu atau diatas itu. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Kondisi market, sentimen2 di pasar Saham ini harus Anda analisa, dan cermati supaya Anda bisa memutuskan apakah Anda menjual Saham lebih cepat, atau sebaiknya hold dulu. Pelajari juga: Ebook New Edition - Strategi Trading Menghadapi Pasar Saham Strong Bearish.   

2. Tentukan time frame trading anda

Kalau kondisi pasar Saham sedang normal, dalam arti tidak sedang strong bearish atau euforia market, maka menentukan kapan Anda menjual saham, harus Anda tentukan dari time frame trading masing-masing. 

Seperti yang saya tuliskan, ada banyak sekali strategi trading Saham mulai dari trading menitan (scalping), intraday trading (harian), trading mingguan, swing trading, hingga trading jangka menengah (diatas 1 bulan). 

Anda harus tentukan, Anda membeli saham, untuk Anda simpan berapa lama? Anda beli Saham dengan tujuan swing trading? Intraday trading? Atau bahkan trading menitan saja. Semuanya punya analisa yang berbeda-beda, dan kita sudah bahas strategi2 praktik memilih Saham semuanya disini: Ebook Saham Pilihan Trader Terbaik  - Diskon 15%. 

Kalau Anda ingin scalping, pilihlah saham2 yang bagus untuk trading menitan, dan kalau Saham Anda naik dalam jangka waktu beberapa menit, segera jual Saham anda, seperti strategi yang sudah Anda terapkan. 

Demikian juga kalau Anda ingin swing trading dengan time frame, katakanlah 2 minggu trading. Maka kalau Saham Anda baru naik 1 hari, ya jangan take profit. Anda harus sesuaikan target jual dengan time frame dan strategi yang sudah Anda analisa sebelumnya. 

3. Gunakan analisis teknikal untuk take profit

Cara paling klasik untuk menentukan kapan sebaiknya menjual Saham adalah dengan ANALISIS TEKNIKAL, yaitu dengan menentukan dimana letak resisten-resisten suatu saham. 

Anda bisa menentukan titik resisten yang paling dekat dengan harga saat ini, atau tentukan resisten kuat, atau resisten yang paling krusial (berpotensi tersentuh). Di pos ini: Cara Menentukan Support Resisten yang Benar, saya sudah membahas contoh-contoh menentukan titik support resisten untuk eksekusi trading anda. 

Dengan menentukan titik resisten, Anda bisa mengetahui kapan sebaiknya Anda menjual Saham ketika naik, yaitu di harga yang sudah Anda tentukan tersebut. 

Jadi katakanlah Anda beli Saham KLBF di 1.200, lalu Anda menentukan target profit di 1.270, maka ketika KLBF sudah naik ke 1.270, di harga itulah Anda jual Saham KLBF yang Anda miliki. 

Artinya, Anda tidak perlu bingung lagi ketika berhadapan dengan fluktuatif harga saham. Banyak trader yang bingung saat sahamnya naik (tidak tahu harus jual kapan) karena trader tidak punya target take profit yang benar. 

Itulah tiga hal yang perlu Anda analisa untuk bisa menjawab kapan sebaiknya Anda menjual Saham ketika naik. Jadi untuk menjawab pertanyaan diatas tadi, anda harus memahami 3 poin tersebut, dan tidak ada jawaban baku (misalnya Anda harus jual Saham kalau sudah naik 5%), karena ada banyak strategi trading dan analisa yang bisa diterapkan. Semua harus Anda praktikkan berdasarkan karakter trading yang Anda miliki. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini

Wednesday, 29 April 2020

Analisis Saham: Buy, Sell dan Hold


Jangan lupa membaca artikel sebelumnya, tentang > Panduan Forex untuk Pemula.

Di dalam trading maupun investasi saham, keputusan-keputusan yang Anda lakukan sangat menentukan apakah Anda akan mendapatkan profit atau justru sebaliknya. Keputusan-keputusan utama dalam trading  / investasi adalah keputusan yang terkait dengan beli Saham (buy), jual Saham (sell) dan tahan (hold). 



Tiga keputusan yang Anda lakukan ini harus didasarkan atas analisa-analisa yang tepat. Mari kita bahas. 

BUY SAHAM

Buy: Membeli saham. Keputusan membeli Saham adalah keputusan yang sangat menentukan apakah Anda bisa mendapatkan profit dari trading yang Anda jalankan atau justru sebaliknya. Hal ini karena profit bisa Anda dapatkan apabila Anda membeli saham-saham yang bagus dan potensial. 

Keputusan membeli Saham juga merupakan keputusan untuk menentukan komposisi portofolio Saham anda. Apakah nantinya portofolio Saham Anda akan diisi oleh saham2 berkualitas atau tidak.  

Membeli Saham juga tidak lepas dari manajemen modal trading. Membeli Saham bisa dilakukan dengan membeli Saham dengan semua modal trading, membeli sedikit (bertahap), membeli sebagian dulu.

Jadi ketika Anda memutuskan untuk buy suatu saham, Anda harus mempertimbangkan hal-hal berikut: 

- Saham apa yang mau Anda beli?
- Analisis yang Anda gunakan untuk membeli saham
- Perhatikan kualitas Saham yang Anda beli
- Anda mau membeli di harga best offer atau menunggu harga turun dulu?
- Perhatikan momentum beli saham
- Screening saham-saham prioritas untuk dibeli
- Manajemen modal untuk beli saham 

Dengan mempertimbangkan analisa-analisa tersebut, keputusan Anda untuk membeli dan memilih Saham akan jauh lebih berkualitas, sehingga Anda bisa menciptakan portofolio Saham yang menguntungkan dan mencetak profit dari saham-saham yang Anda pilih. 

Pelajari juga analisis-analisis untuk memilih Saham bagus, analisis manajemen modal trading, dan panduan menyusun trading plan disini: Buku Saham Pemula - Expert.  

SELL SAHAM 

Sell: Menjual saham. Setelah Anda membeli saham, Anda harus bisa memutuskan, Anda mau jual di harga berapa? Saat Anda menjual saham, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: 

- 2 skenario menjual saham: Take profit dan cut loss

Anda harus sudah menentukan pada harga berapa Anda menjual saham. Banyak trader yang membeli saham, namun tidak pernah menetapkan target jual saham, sehingga ketika harga Saham naik / turun, trader tidak tahu harus jual di harga berapa, trader bingung apa yang harus dilakukan setelah beli saham. 

Dua skenario yang harus Anda lakukan adalah menetapkan pada harga berapa Anda melakukan take profit, dan dan berapa batasan risiko / cut loss yang harus Anda lakukan. Menetapkan cut loss tidak harus selalu dilakukan pada semua saham. Anda bisa pelajari disini mengenai cut loss saham: Batas Cut Loss Saham. 

-  Menentukan target jual saham

Menentukan target jual Saham bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menentukan titik resisten terdekat, resisten krusial, atau menggunakan bantuan indikator Moving Average (MA). Pelajari juga: Cara Menentukan Take Profit dan Cut Loss Saham yang Tepat. 

Sedangkan untuk trader harian / intraday trader, Anda juga bisa menentukan target jual Saham dari analisis tape reading. Pelajari juga: Bid Offer Saham (Tape Reading) untuk Trading Cepat.


- Mematuhi trading plan

Trading plan yang sudah Anda tetapkan ada baiknya Anda patuhi. Sebagai contoh, kalau Anda sudah menetapkan jual Saham saat naik 5%, dan Saham Anda sudah naik 5%, maka juallah Saham Anda berdasarkan trading plan hasil analisa anda. 

Jangan berharap atau terus menaikkan target jual anda, karena hal ini berarti Anda memasuki fase greedy (tamak) seorang trader. Banyak trader yang sudah untung tapi karena terus ngarep sahamnya naik terus, justru sebaliknya, Saham yang seharusnya bisa untung, akhirnya turun lagi dibawah harga belinya.  

- Modifikasi target jual saham

Anda juga boleh merubah target jual Saham anda.  Namun dengan catatan, Anda merubah target atas dasar analisa dan pertimbangan yang matang, bukan menaik-turunkan target take profit karena ikut-ikutan trader, atau karena panic selling.

Sebagai contoh, dalam kondisi market yang berubah tren, dari bullish menjadi strong bearish, Anda mungkin perlu menurunkan target profit anda, karena sangat mungkin Saham Anda belum mencapai target profit yang Anda tetapkan, namun harganya sudah turun duluan.  

HOLD SAHAM

Hold adalah keputusan untuk menahan Saham anda. Setelah Anda beli saham, tentu Anda tidak langsung menjualnya. Nah, Anda harus bisa menentukan berapa lama Anda mau hold saham? 

Dalam hal ini, Anda bisa mempertimbangkan menggunakan strategi prioritas trading masing2. Sebagai contoh, kalau Anda bertujuan scalping trading, maka Anda tidak perlu hold Saham terlalu lama, karena scalping trading jangka waktunya hanya menitan. 

Kalau Anda bertujuan intraday trading, Anda bisa hold Saham Anda sehari sampai tiga harian saja. Kalau Anda swing trading, Anda bisa hold Saham seminggu atau lebih. Pelajari juga: 
- Ebook Intraday & One Day Trading Saham
- Cara Memilih Saham Bagus untuk Swing & Scalping Trading

Selain itu, sebenarnya ada lagi keputusan wait and see, di mana keputusan ini merupakan keputusan Anda untuk tidak melakukan beli dan jual saham. Anda hanya menunggu, serta mengamati perkembangan market dan saham2, karena Anda beranggapan bahwa saat itu adalah saat yang belum tepat untuk membeli saham. 

Wait and see juga harus Anda terapkan, karena tidak setiap saat market bagus untuk trading, sehingga Anda harus bijaksana dalam mengambil keputusan trading. 

Itulah hal-hal simpel yang perlu Anda pahami di dalam trading: buy, sell, hold plus wait and see. Tetapi hal-hal 'dasar' inilah yang sebenarnya sangat menentukan apakah keputusan2 Anda tersebut akan menghasilkan profit atau sebaliknya. 


Selain sebagai media informasi Saham terbaik di indonesia, kami juga berbagi artikel tentang Cryptocurrency yang dapat Anda temukan melalui link dibawah ini